Benarkah ChatGPT Bisa Singkirkan Penulis? Lihat Kelebihan dan Kekurangannya

Kehadiran ChatGPT sempat menyita perhatian banyak penulis. Pasalnya, ChatGPT dapat merespon berbagai pertanyaan dengan cepat dan andal. ChatGPT merupakan kecerdasan buatan (AI) berbasis percakapan yang diciptakan untuk mengikuti instruksi pengguna dan menghasilkan jawaban yang detail. Tujuan utama OpenAI dalam meluncurkan alat ini adalah untuk membantu orang-orang dalam menyelesaikan tugasnya dengan menghasilkan teks layaknya respon manusia. ChatGPT dapat digunakan oleh orang-orang yang bekerja di industri pendidikan, teknologi, kesehatan, keuangan, perhotelan, dan media (OpenAI, 2022).


Kecanggihan ChatGPT  telah dimanfaatkan oleh banyak orang untuk meringankan pekerjaan dan memperkaya ilmu pengetahuan. Namun, lain halnya dengan reaksi para penulis dan pembuat konten. Sebagian besar dari mereka menganggap ChatGPT sebagai ancaman, bahkan memprediksi alat Kecerdasan Buatan ini dapat menggantikan profesi mereka. Ini karena jawaban yang diberikan oleh ChatGPT sangat natural dan menyerupai tanggapan manusia. Saking naturalnya, 53% orang tidak menyadari bahwa jawaban yang dihasilkan oleh ChatGPT adalah kinerja Kecerdasan Buatan, bukan manusia sungguhan (Brandl & Ellis, 2023). Lantas, apakah benar ChatGPT dapat menggeser profesi mereka? Mari simak dahulu kelebihan dan kekurangan ChatGPT bagi penulis.


Terdapat beberapa kelebihan ChatGPT; pertama adalah dapat mengatasi kebuntuan ide. Penulis yang bijak tentu menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu dalam mencari tema dan topik tulisan. ChatGPT mampu menghasilkan ide untuk berbagai cabang ilmu dalam waktu yang singkat, sehingga penulis dapat mengembangkan gagasan dan isi tulisannya. Alat ini juga dapat mengoreksi dan mengecek pengejaan di dalam teks untuk menghindari kesalahan. Lalu, ChatGPT bisa memberikan banyak alternatif kosakata, seperti sinonim dan antonim. Dengan penggunaan kata yang variatif, penulis dapat memperkaya kosakatanya, dan tulisan yang dihasilkan pun lebih berbobot.


Sementara itu, ada tiga kekurangan ChatGPT yang dapat menurunkan kualitas tulisan, salah satunya adalah tidak memiliki emosi dan rasa. Ibarat robot yang diciptakan manusia, ChatGPT tak memiliki empati untuk menyentuh hati pembaca. Meskipun kalimat yang dihasilkan terlihat natural, alat ini tetap memerlukan sentuhan tangan manusia untuk menciptakan kalimat yang orisinal, otentik, dan emosional. Kata-kata yang digunakan ChatGPT pun seringkali berulang dan tidak variatif; hal ini membuat tulisan tampak kaku. Ditambah lagi, ChatGPT terkadang tidak mengerti konteks yang sedang ditanyakan, sehingga jawabannya tidak relevan dan kurang mengesankan.


Melihat kelebihan dan kekurangan di atas, apakah penulis akan kehilangan pekerjaan akibat kehadiran ChatGPT? Jawabannya, tentu tidak. ChatGPT tidak bisa menggantikan profesi penulis, tapi mampu meningkatkan kualitas tulisan. Hal ini dikuatkan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh dua orang mahasiswa MIT (Massachusetts Institute of Technology) terhadap 453 profesional yang terbiasa menulis siaran pers, laporan, dan perencanaan. Hasil riset mereka membuktikan bahwa para profesional yang menggunakan ChatGPT menghabiskan waktu 40% lebih singkat untuk menyelesaikan tugasnya, dan kualitasnya meningkat hingga 18% (Noy & Zhang, 2023). Riset ini membuktikan bahwa ChatGPT bisa meningkatkan produktivitas penulis dan kualitas tulisan.


Dengan demikian, ChatGPT akan menguntungkan penulis selama mereka menggunakannya dengan bijak. Alangkah baiknya, ChatGPT dimanfaatkan sebagai robot asisten untuk membantu mengembangkan ide, memperkaya kosakata, dan memeriksa struktur tulisan. Hindari ChatGPT untuk menciptakan karya tulis seperti artikel, esai, dan naskah kreatif. Hal ini dikarenakan ChatGPT tidak memiliki emosi layaknya manusia dan belum mampu menghasilkan data yang valid. Selain itu, jika penulis terlalu bergantung pada ChatGPT, maka secara perlahan kualitas tulisan akan menurun, dan keterampilan menulis pun sulit terasah. Oleh karena itu, manfaatkanlah ChatGPT seperlunya untuk menyempurnakan isi tulisan.


Memilki minat di bidang Artificial Intelligence alias Kecerdasan Buatan? Saatnya bergabung ke Jurusan Informatika, dan ayo #RaihMasaDepanmu bersama Telkom University!



Referensi

Noy, S., & Zhang, W. (2023). Experimental evidence on the productivity effects of Generative Artificial Intelligence.

Science, 381(6654), 187–192. https://doi.org/10.1126/science.adh2586 

OpenAI. (2022). Introducing ChatGPT. https://openai.com/blog/chatgpt 

Brandl, R., & Ellis, C. (2023). ChatGPT statistics 2023. https://www.tooltester.com/en/blog/chatgpt statistics/

Tema: Kecerdasan Buatan (AI) dan Masa Depan Otomasi


Komentar

Postingan Populer